Tuf
Tuf
merupakan material gunung api yang dihasilkan dari letusan eksplosif,
selanjutnya terkonsolidasi dan mengalami pembatuan. Tuf dapat tersusun atas
fragmen litik, gelas shards,
dan atau hancuran mineral sehingga membentuk tekstur piroklastika. Sebelum
terkonsolidasi menjadi tuf, materialnya dapat berupa debu kasar yang lalu
menjadi tuf kasar atau berupa debu halus yang kemudian menjadi tuf halus. Bila
dilihat dari ukuran butirnya yang sangat kecil dan halus maka kemungkinan cara
terjadinya endapan piroklastiknya adalah piroklastik aliran atau piroklastik
surge. Endapan piroklastik yang terjadi secara aliran memiliki ciri-ciri
terdiri dari lapili vesikuler dan debu, sorting buruk, butiran menyudut,
sebaran tidak merata, menebal di bagian lembah, seringkali berasosiasi dengan
lava riolitik, dasitik, andesitik. Sedangkan endapan piroklastik secara surge
dicirikan dengan penyebaran materialnya yang sangat jauh dari sumbernya.
Tuf biasanya berlapis tebal didekat
vent gunung api dan semakin tipis apabila jauh dari gunung apinya. Tuf
dilapangan tebalnya bisa mencapai ratusan meter dan luasnya bisa mencapai
ratusan kilometer persegi. Sebagai contoh batuan tuf yang ada didekat jogja
adalah di daerah Candi Ijo. Disana tuf-nya berlapis selang-seling dengan batuan
lapili. Warga setempat menambangnya dengan cara tradisional.
Kendala yang selama ini dihadapi
dalam memanfatkan tufa sebagai bahan bangunan adalah anggapan dari masyarakat
bahwa bangunan akan mudah hancur dan roboh ketika terjadi bencana gempabumi. Hal
ini mungkin berkaitan dengan sifat tufa yang lepas dan memiliki konsolidasi
yang jelek. Hal tersebut menjadikan tufa sebagai bahan galian non
unggulan/alternatif, sehingga data dan informasinya tidak komprehensif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar