Selasa, 06 Mei 2014

Tuff

Tuf
Tuf merupakan material gunung api yang dihasilkan dari letusan eksplosif, selanjutnya terkonsolidasi dan mengalami pembatuan. Tuf dapat tersusun atas fragmen litik, gelas shards, dan atau hancuran mineral sehingga membentuk tekstur piroklastika. Sebelum terkonsolidasi menjadi tuf, materialnya dapat berupa debu kasar yang lalu menjadi tuf kasar atau berupa debu halus yang kemudian menjadi tuf halus. Bila dilihat dari ukuran butirnya yang sangat kecil dan halus maka kemungkinan cara terjadinya endapan piroklastiknya adalah piroklastik aliran atau piroklastik surge. Endapan piroklastik yang terjadi secara aliran memiliki ciri-ciri terdiri dari lapili vesikuler dan debu, sorting buruk, butiran menyudut, sebaran tidak merata, menebal di bagian lembah, seringkali berasosiasi dengan lava riolitik, dasitik, andesitik. Sedangkan endapan piroklastik secara surge dicirikan dengan penyebaran materialnya yang sangat jauh dari sumbernya.

Tuf biasanya berlapis tebal didekat vent gunung api dan semakin tipis apabila jauh dari gunung apinya. Tuf dilapangan tebalnya bisa mencapai ratusan meter dan luasnya bisa mencapai ratusan kilometer persegi. Sebagai contoh batuan tuf yang ada didekat jogja adalah di daerah Candi Ijo. Disana tuf-nya berlapis selang-seling dengan batuan lapili. Warga setempat menambangnya dengan cara tradisional.

Kendala yang selama ini dihadapi dalam memanfatkan tufa sebagai bahan bangunan adalah anggapan dari masyarakat bahwa bangunan akan mudah hancur dan roboh ketika terjadi bencana gempabumi. Hal ini mungkin berkaitan dengan sifat tufa yang lepas dan memiliki konsolidasi yang jelek. Hal tersebut menjadikan tufa sebagai bahan galian non unggulan/alternatif, sehingga data dan informasinya tidak komprehensif.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar